Monday, October 18, 2010

Saya dan janji.

Hari ini 17 oktober 2010, pukul 17.10 WIB
Saya menulis semua janji kepada diri saya sendiri. Sebagai renungan untuk saya pada masa depan nanti, hehe. Mungkin agak lebay, tapi saya serius untuk tulisan ini. Mudah-mudahan janji ini bukan sekedar BULLSHIT

  • Jika saya kaya, saya ingin membangun sebuah rumah pengajian. Saya ingin anak-anak pintar mengaji, bukan lancar bernyanyi.
  • Jika saya kaya, saya senang untuk hidup sederhana saja, bagi saya kekayaan itu hanyalah nikmat sementara, saya tidak ingin menjadi manusia yang merasa besar karena banyak harta. Lebih baik saya membantu mereka yang masih dibawah, yang slalu dianggap hina oleh orang-orang kaya.
  • Jika saya kaya, saya tetap senang untuk makan dipinggir jalan, jajan cemilan dari nyak-nyak penjual dan juga bergaul dengan orang-orang jalanan.
  • Jika saya kaya, saya tidak akan memanjakan anak-anak saya, saya ingin mereka berkerja, jangan hanya menganggarkan orang tua.
  • Jika saya kaya, saya tidak ingin membangun rumah besar, cukup rumah minimalis sederhana yang aman dan nyaman. Ada ruang fitnesnya, ada ruang studio musicnya, ada ruang theater homenya, ada lapangan bola mininya, dan juga ada taman di atas atapnya. hehe karena itu adalah hoby dan impian saya.
Saya sangat sayang kepada pasangan yang juga sayang kepada saya.
  • Jika masih berstatus pacar, saya akan setia, saya akan menerima apa adanya, saya akan tetap bersama walaupun disaat yang tak terduga dia berada dalam kondisi yang tidak sempurna seperti pertama berjumpa, ntah itu cacat, buruk rupa atau apalah, dia tetap pasangan saya, saya tetap menyayangi dia, dan jika ALLAH mengizinkan saya akan menikahi dia dalam kondisi apapun. itulah saya, lelaki yang tidak banyak mintanya.
  • Jika berstatus istri, saya akan terus menjaga dia, memabahagiakan dia, dengan apapun kondisinya, saya akan menjaga dia sampai saya tiada. Yang terpenting adalah pasangan saya tulus menyayangi saya, menerima saya apa adanya.
Saya sangat terbeban dengan "mahar" yang terlalu besar dalam perkawinan. Saya bingung apakah saya tidak bisa menikah bila saya tidak mampu memenuhi mahar yang ditetapkan oleh pihak mertua. Bagi saya mahar itu cukup sekedarnya saja, yang terpenting adalah bahwa saya benar-benar berusaha untuk membahagiakan pasangan saya, rezeki hanyalah ALLAH yang berkuasa.
  • Jika saya menjadi seorang ayah, saya tidak ingin memandang mahar yang terlalu extrem sebagai syarat menikahi anak-anak saya. Cukup mahar dan pernikahan yang sederhana saja, yang terpenting menatu saya nanti bisa menjaga dan membahagiakan anak-anak saya.

2 comments:

  1. Te, terharu aq baca janji2 qe ni,,,moga terlaksana. Amiin. *Mantap!

    ReplyDelete
  2. hehehe.. iya zen. untuk renungan kedepan, kali aja bisa sebagai catatan, untuk di ingat-ingat. hahaha lebay

    ReplyDelete